IMAJI.CO.ID – Amarah masyarakat di Desa Selamat Kecamatan Sibiru-biru pecah buntut dari penyerangan terduga TNI terhadap masyarakat. Mereka yang jumlahnya mencapai ratusan orang itu datang langsung ke Batalyon Artileri Medan (Armed) untuk berunjuk rasa.
Bahkan, gerombolan masyarakat yang tumpah ruah membawa langsung jasad Raden Barus (60) yang meninggal akibat dihajar puluhan orang. Masyarakat Desa Selamat menduga bahwa yang membunuh Raden ialah oknum TNI di Armed.
Menyikapi pecahnya amukan massa yang terjadi pada Sabtu (9/11/2024), Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha angkat bicara. Sampai saat ini pihaknya berusaha mengusut tuntas berapa oknum TNI yang terlibat.
“Dari pihak Kodam masih melaksanakan penyelidikan, jadi kita sudah ada langkah-langkah yang dilakukan oleh Kodam. Dari pihak Pangdam sudah melaksanakan mediasi kepada pihak korban dan kepada masyarakat di Armed,” jelas Kolonel Dody Yudha, Minggu (10/11/2024).
Lebih lanjut Dody mengatakan bahwa sejumlah anggota TNI yang diduga terlibat telah dilakukan pemeriksaan. Dirinya menegaskan ke sesama anggota bahwa tidak ada lagi penyerangan seperti yang baru saja terjadi.
“Oknum pelaku yang sudah terkonfirmasi atau diduga terlibat, sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I Bukit Barisan. Pangdam juga sudah melaksanakan jam komandan di Batalyon Armed dan memberikan arahan kepada seluruh prajurit yang pada intinya tidak akan terjadi lagi kejadian penyerangan tersebut, sehingga masyarakat diharapkan kondusif sampai situasi aman selama mediasi selesai,”
Dody juga mengatakan bahwa permasalahan ini harus bisa selesai ke depannya. Pihaknya juga telah memberikan perhatian khusus kepada para korban.
“8 orang korban masyarakat yang luka-luka sudah dipindahkan dari rumah sakit Sembiring ke RS Putri Hijau dan akan diberikan pengobatan yang terbaik sampai sembuh. Bapak Pangdam juga sudah melihat dengan korban yang luka-luka,” bebernya.
Saat dilakukan pendalaman oleh internal Pangdam, diduga anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan sejauh ini mencapai 33 orang.
“Diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang. (motif) sampai sekarang kita masih melaksanakan penyelidikan terjadinya perkelahian dengan masyarakat hingga menyebabkan bentrok,” pungkasnya. (EK)