IMAJI.CO.ID – Banyak orang menggunakan istilah serangan jantung dan henti jantung secara bergantian, tetapi kedua kondisi ini tidaklah sama.
Melansir Health, Rabu (2/10), serangan jantung terjadi ketika jantung tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Henti jantung terjadi ketika seseorang tiba-tiba pingsan dan kehilangan kesadaran karena jantungnya berhenti berdetak dan tidak dapat memompa darah untuk memasok oksigen ke seluruh organ tubuh. Dalam banyak kasus, serangan jantung dapat meningkatkan risiko terkena henti jantung.
Serangan jantung terjadi ketika jantung tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang membawa darah, oksigen, dan nutrisi ke otot jantung. Otot jantung bekerja terus-menerus, biasanya berdetak 60-100 kali per menit, sehingga membutuhkan pasokan darah yang konstan agar dapat bekerja dengan baik.
Baca juga: Jumlah Asupan Kafein yang Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes
Penyebab utama serangan jantung adalah aterosklerosis, penumpukan plak kolesterol di arteri koroner. Plak ini dapat pecah, membentuk bekuan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung baik sebagian atau seluruhnya.
Di sisi lain, beberapa kondisi dapat menyebabkan henti jantung. Serangan jantung adalah salah satu alasan utama seseorang mengalami henti jantung, tetapi kondisi ini juga dapat menyebabkan jantung Anda berhenti berdetak:
– Aritmia (irama jantung abnormal), seperti fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel
– Kondisi jantung lainnya, seperti cacat jantung bawaan dan penyakit katup jantung
– Hipoksia (kadar oksigen rendah)
– Hipotermia (suhu tubuh rendah)
– Volume darah rendah, seperti pada pendarahan berlebihan
– Kadar kalium yang terlalu tinggi atau rendah dalam darah, dengan kemungkinan ketidakseimbangan magnesium dan kalsium yang parah
– Hipoglikemia (gula darah rendah)
– Emboli paru (bekuan darah di arteri paru-paru)
– Tamponade jantung (penumpukan cairan di sekitar jantung)
– Pneumotoraks (paru-paru kolaps)
Adapun tanda-tanda serangan jantung yakni nyeri dada yang menjalar ke rahang, leher, atau lengan, sesak napas, kelelahan, kecemasan, jantung berdebar, dan mual. Sementara henti jantung gejalanya meliputi, pingsan tiba-tiba penurunan kesadaran, tidak mampu bernapas, tidak ada detak kjantung yang terdeteksi, nyeri dada dan pusing sebelum pingsan.
Perbedaan Penanganan
Serangan jantung dan henti jantung memerlukan perawatan darurat. Namun, perawatan khusus untuk masing-masing berbeda. Tujuan perawatan untuk serangan jantung adalah memulihkan aliran darah ke jantung. Perawatan ini melibatkan obat-obatan, seperti pengencer darah, dan prosedur untuk memulihkan aliran darah. Untuk mengobati serangan jantung, seorang kardiolog (dokter yang mengkhususkan diri dalam bidang jantung) biasanya melakukan prosedur invasif minimal yang disebut intervensi koroner perkutan (PCI) untuk membuka aliran darah di arteri koroner.
Baca juga: Binsar dan 24 Anak Lainnya Berhasil Jalani Bedah Jantung di RS Adam Malik
Sedangkan henti jantung memerlukan resusitasi jantung paru (CPR) segera untuk mencegah kematian. Siapa pun dapat melakukan CPR hingga bantuan datang. Untuk melakukan CPR, tekan dengan kuat dan cepat di bagian tengah dada seseorang sekitar 100-120 kali per menit. Ini membantu menjaga aliran darah dalam tubuh.
Serangan jantung dan henti jantung dapat berakibat fatal, tetapi hasilnya berbeda. Serangan jantung lebih umum terjadi, dengan perkiraan 805.000 kasus terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Meskipun serangan jantung membawa risiko kematian, tidak semua serangan jantung mematikan. Sekitar 12% serangan jantung mengakibatkan kematian dalam waktu 30 hari. 10 Diperkirakan 1 dari 5 serangan jantung tidak terdeteksi dan tidak dikenali dan, akibatnya, sering tidak diobati.
Henti jantung selalu mematikan tanpa pengobatan. Tanpa CPR yang cepat, orang tidak dapat bertahan hidup dari henti jantung. Diperkirakan 60-80% orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit meninggal karena kondisinya. Itulah sebabnya memberikan CPR dan menggunakan AED sesegera mungkin sangat penting jika Anda melihat seseorang yang mengalami henti jantung.
Baca juga: Ramai Isu Gen Z Menderita Diabetes, Benarkah Karena Minuman Kekinian ?
Pencegahan
Penyakit jantung, termasuk serangan jantung, merupakan penyebab utama henti jantung. Karena alasan ini, tindakan pencegahan untuk kedua kondisi tersebut serupa. Untuk mencegah serangan jantung dan henti jantung, penting untuk mempertimbangkan mengikuti kiat-kiat kesehatan jantung berikut:
– Makan makanan yang kaya buah dan sayur serta rendah sodium
– Lakukan olahraga ringan hingga sedang setiap hari
– Hindari atau hentikan merokok
– Tidurlah setidaknya tujuh jam per hari
Lakukan pemeriksaan untuk kondisi yang dapat meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes tipe 2.