IMAJI.CO.ID- MEDAN– Keringat berlebih atau Hiperhidrosis di bagian tubuh tertentu seperti tangan dan ketiak bisa menjadi masalah yang mengganggu bagi banyak orang.
Selain membuat tidak nyaman secara fisik, keringat berlebih di tangan dan ketiak juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang dalam berinteraksi sosial.
Tak jarang mereka yang mengalami masalah ini merasa cemas dan malu akibat pakaian yang dikenakan cepat basah.

Jika kami mengalami keluhan serupa, jangan ragu untuk mendatangi dokter karena saat ini banyak solusi perawatan yang tepat untuk tubuh. Di antara berbagai metode yang tersedia untuk mengatasi masalah ini adalah penggunaan Botox.
Emang bisa? Yah Botox, yang awalnya dikenal karena kemampuannya mengurangi kerutan wajah, kini juga diakui karena kemampuannya mengendalikan produksi keringat loh.
Seperti yang disampaikan dr Inaldo Halim M. Biomed (AAM), MH-Kes, Dip.AAM (USA), CIBTAC, AIFO-K kepada IMAJI.CO.ID, botox atau botulinum toxin, bekerja dengan cara menghambat sinyal kimia yang merangsang kelenjar keringat sehingga kelenjar keringat tidak lagi menghasilkan keringat berlebih.

“Botox itu jika diinjeksikan pada bagian otot akan membuat relaksasi otot yang tujuannya adalah untuk memudarkan atau menghilangkan kerutan juga mengecilkan otot seperti area rahang dan banyak fungsi lainnya seperti untuk hiperhidrosis pada kasus ketiak basah atau mungkin telapak tangan basah,” ujar pria yang akrab disapa dr Aldo ini.
Owner Albezits Clinic ini menambahkan pada kasus keringat berlebih, dirinya pernah menangani anak usia Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Kalau pasien termuda saya sejauh ini botox untuk hiperhidrosis ketiak dan telapak tangan ada anak SMA. Yah biasanya remaja seusia SMA begitu atau memasuki awal kuliah ada mulai muncul rasa tidak percaya diri ni kalau bau badan atau tanggannya basah dia ingin kelihatan looknya bagus sudah kenal dunia percintaan jadi sudah mulai memperbaiki diri,“ ujar dr Aldo, Senin (19/8/2024).

Terkait batasan usia untuk melakukan tindakan botox, dr Aldo mengaku belum ada ketentuannya. “Kalau pada penelitan usia khusus belum ada yah yang saya baca, saya update belum dapat ada usia anak-anak usia berapa. Tapi patokan paling tidak remaja, di atas 15 tahun tanpa indikasi penyakit tertentu, misalnya penyakit gangguan autoimun, atau kelainan jantung,” ujar dr Aldo.
Efek botox lanjut dr Aldo tidak permanen, namun bisa bertahan selama tiga sampai enam bulan. Ia pun menyarankan selama botox, pasien melakukan berbagai treatment kombinasi untuk hasil yang baik. Jadi kalau efek botoxnya hilang keringat atau kerutannya tidak semakin banyak.

juga dilakukan tindakan yang memicu atau menstimulasi kolagennya secara baik. Ada kolagen simulator ada juga skin booster atau treatment brovektor lainnya yang dibutuhkan untuk menghasilkan regenarasi sel yang baik banyak teeatment yang ada itu diperlukan jadi kalau efek botoxnya berkurang, keringat dan kerutannya gak tambah parah.
“Resiko dalam tindakan botox tentunya ada jika dilakukan bukan berdasarkan indikasi yang tepat, kedua jika tidak dilakukan oleh ahli yang benar-benar paham dan berpengalaman mengerti anatomi yang baik dan mengerti mengenai produk. karena botox bergantung dengan dosis yaitu unit, jadi untuk melakukan tindakan botox harus mengerti unit yang akan diinjeksikan,” ujarnya. (IMAJI.CO.ID/Chom)