IMAJI.CO.ID— Kampanye akbar perdana pasangan calon kepala daerah usungan PDIP pada Minggu (10/11) di Lapangan Sejati Medan, menyisakan satu komitmen serius bagi Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala sebagai Cagubsu – Cawagubsu.
Dalam orasi politik dihadapan ribuan massa kampanye itu, Edy Rahmayadi diyakini siap mendorong terbentuknya Provinsi Nias yang terdiri dari lima kabupaten dan kota. Tujuannya agar Kepulauan Nias dapat lebih berkembang dan maju sehingga potensi daerah maupun kesejahteraan masyarakat dari aspek perekonomian ke depan menjadi semakin baik.
Demikian diungkapkan juru kampanye nasional dari DPP PDIP, Dedi Sitorus. Ia menegaskan bila paslon Edy-Hasan terpilih menjadi pemimpin Sumut periode 2025-2030, maka dirinya bersama Yasonna H Laoly yang juga tokoh dari Nias ikut mendorong Edy Rahmayadi membangun Pulau Nias melalui ide pemekaran itu.
“Kalau Pak Edy jadi, saya dan Pak Laoli yang akan menyeret Pak Edy membangun Pulau Nias. Nias harus jadi daerah pariwisata nomor dua di Sumut,” kata anggota DPR RI Fraksi PDIP tersebut.
Menurut Dedi Sitorus, dengan APBD Sumut yang terbatas ditambah wilayahnya yang begitu luas, sudah saatnya masyarakat, tokoh pemuda, adat dan DPRD berpikir untuk pemekaran provinsi baru.
“Supaya keadilan merata, orang-orang di Nias membutuhkan program pembangunan, dasarnya adalah jumlah penduduk,” katanya.
Lebih lanjut Dedi menyampaikan tentang prestasi Edy Rahmayadi selama menjabat Gubsu 2018-2023. Antara lain membangun 24 unit SMA, menaikkan gaji guru honor dari Rp40 ribu/jam menjadi Rp90 ribu/jam.
“Kemudian juga sekolah direvitalisasi,
ada enam sekolah, padahal anggarannya terbatas, katanya jalan di Sumut hancur lebur, betul apa gak? Betul, tapi jalan yang hancur itu jalan punya bupati, jalan punya wali kota,” ungkapnya.
“Masak jalan di kampung rusak, yang disalahin Pak Edy, kau tanyalah bupati, wali kota. Kalau jalan masuk Sumut dari provinsi lain rusak, kau tanyak presiden,” imbuh Dedi.
Edy Rahmayadi disebutnya juga membangun 450 kilometer jalan melalui tahun jamak atau multiyears atau dikenal dengan proyek Rp2,7 triliun. Walaupun, kata Dedi saat itu sedang masa pandemi Covid-19.
“Selama zaman Pak Edy, walaupun Covid-19, 450 km jalan dipelihara dan diperbarui. Apakah kita tau, di Sumut adalah daerah jalan paling panjang, 5.000 kilometer lebih, siapapun gubernurnya akan sulit,” ujar dia.
Dedi Sitorus terakhir mengimbau masyarakat agar tidak takut akan intimidasi dan intervensi mulai dari kepala desa, lurah, camat hingga penjabat kepala daerah dan aparat penegak hukum (APH).
“Kalau kepala desa, kepala dinas, Pj kepala daerah bahkan aparat hukum yang main-main dalam Pilkada, masyarakat harus rekam, laporkan. Saatnya kita minta pertanggungjawaban mereka nanti,” pungkasnya.
Sejumlah tokoh politik nasional hadir di atas panggung menyerukan dukungan penuh untuk Edy-Hasan dalam kampanye akbar perdana tersebut. Selain Dedi Sitorus, ada juga Djarot Syaiful Hidayat, Adian Napitupulu, dan Sofyan Tan. Turut hadir pula paslon Pilkada Medan usungan PDIP, yakni Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani dengan akronim ‘Medan Berani’. (GOB)