Jumlah Asupan Kafein yang Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes

Foto: Pexels.com/Karolina Kaboompics

IMAJI.CO.ID – Ada kabar baik bagi para pecinta kopi dan teh. Sebuah studi baru telah membuktikan bahwa mengkonsumsi kafein dalam jumlah sedang berisiko lebih rendah terkena berbagai penyakit kardiometabolik, seperti diabetes tipe 2, stroke, atau penyakit jantung koroner.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism ini secara khusus menemukan bahwa orang yang minum sekitar tiga cangkir kopi atau teh sehari memiliki risiko 48% lebih rendah terkena dua atau lebih penyakit kardiometabolik dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir sehari.1

“Temuan ini menyoroti bahwa mempromosikan asupan kopi atau kafein dalam jumlah sedang sebagai kebiasaan makan bagi orang sehat mungkin memiliki manfaat yang luas untuk pencegahan penyakit kardiometabolik,” kata salah satu penulis utama studi tersebut, Chaofu Ke, PhD, seorang profesor madya di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik di Universitas Soochow di Tiongkok, dilansir dari Health.

Untuk menilai bagaimana kafein dapat memengaruhi kesehatan kardiometabolik, para peneliti menganalisis kebiasaan mengonsumsi kafein dari sekitar 360.000 orang berusia 37 hingga 73 tahun dari UK Biobank, sebuah studi longitudinal besar yang mencakup data kesehatan anonim dari para peserta yang telah menyelesaikan kuesioner tentang konsumsi dan kebiasaan kafein mereka. Para peserta tidak memiliki riwayat penyakit kardiometabolik saat studi dimulai.

Baca juga: Anak Muda Jadi Petani, Siapa Takut?

Dari penelitian ini, tim menemukan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 200 hingga 300 miligram (mg) kafein sehari memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit kardiometabolik dibandingkan dengan orang yang minum kurang dari 100 mg sehari. Peserta yang memilih kopi sebagai minuman kafein pilihan mereka memiliki risiko terendah, dengan penurunan sekitar 50%. Sebagai perbandingan, mereka yang mengonsumsi kopi dan teh sekitar 40% lebih kecil kemungkinannya mengalami kondisi kesehatan kardiometabolik.

Para peneliti juga menemukan bahwa kafein tampaknya tidak memiliki efek negatif pada kesehatan kardiometabolik bagi 4% orang yang mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein—baik dari kopi atau teh atau keduanya.

Para peneliti tidak sepenuhnya jelas tentang mengapa kafein dapat meningkatkan kesehatan kardiometabolik. Namun, Chaofu Ke mengatakan bahwa jumlah kafein harian yang sedang dapat mengatur kadar metabolit tertentu seperti lipid yakni senyawa yang diproduksi saat tubuh memecah makanan dan cairan yang terkait dengan penyakit kardiometabolik.

Baca juga: Ngopi Berlatar Gunung Sinabung, Bikin Betah Berlama-lama

Para penulis menunjukkan beberapa keterbatasan penelitian tersebut, termasuk bahwa penelitian tersebut mengevaluasi kafein sebagai bahan dalam kopi atau teh tetapi tidak pada minuman berkarbonasi dan minuman berenergi. Selain itu, penelitian tersebut hanya menemukan hubungan antara asupan kafein sedang dan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih rendah tetapi tidak membuktikan sebab-akibat.

“Penelitian di masa mendatang diperlukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang jalur dari asupan kafein hingga metabolit yang beredar dan kemudian ke penyakit kardiometabolik,” katanya lagi.

Meskipun penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan, temuan studi bahwa asupan kafein dalam jumlah sedang dapat mengurangi risiko penyakit metabolik bukanlah hal yang sepenuhnya baru.

“Dari sudut pandang metabolik, meskipun tidak konklusif, kaitan dengan manfaatnya dilaporkan dengan kuat,” ujar Jonathan Fialkow, MD, Wakil Direktur Kardiologi Klinis di Miami Cardiac & Vascular Institute memberi pandangan.

Memang, studi sebelumnya yang berfokus pada peminum kopi dalam jumlah sedang, khususnya, telah menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat penyakit kardiometabolik yang lebih rendah, seperti diabetes dan penyakit hati, dan lebih sedikit mengalami serangan jantung.

“Aspek menarik dari studi ini adalah bahwa mereka sekarang telah mengaitkan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih rendah dengan kafein yang ditemukan dalam minuman seperti kopi atau teh,” tambah Samuel Mathis, MD, asisten profesor Kedokteran Keluarga di University of Texas Medical Branch di Galveston, ahli lain yang menanggapi studi Chaofu Ke.

Baca juga: Ramai Isu Gen Z Menderita Diabetes, Benarkah Karena Minuman Kekinian ?

Para peneliti, tambahnya,  secara tradisional mengaitkan manfaat kopi bukan dengan kafein, tetapi dengan polifenol, yakni senyawa yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan yang memiliki sifat anti-inflamasi.

Jadi berapa banyak batasan meminum kopi?

Para ahli sepakat bahwa jika mengonsumsi satu hingga tiga cangkir kopi sehari dan tidak menimbulkan efek samping apa pun, seperti refluks asam atau jantung berdebar, sah-sah saja untuk menjadikannya rutinitas. Namun, berbeda cerita jika kebiasaan mengkonsumsi kopi ini dengan tambahan pemanis baik gula, pemanis buatan atau bahkan krim kocok. Sebab bahan-bahan pemanis ini meningkatkan kalori yang justru dapat meningkatkan risiko kardiometabolik.

Meski demikian, Mathis tidak menyarankan untuk menjadi peminum kopi atau teh pertama kali atau mengonsumsi suplemen kafein hanya berdasarkan hasil penelitian. Ia juga memperingatkan agar tidak mengonsumsi terlalu banyak kafein, bahkan bagi orang yang rutin mengonsumsinya.

Baca juga: Klepon, dari Camilan Tradisional Menjadi Minuman Kekinian

“Banyak orang mengonsumsi terlalu banyak kafein dalam makanan mereka, yang dapat menyebabkan sensitif, sulit tidur,jika mereka tidak mengonsumsi kafein terlalu lama,” tambah Mathis.

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi harian lebih dari 400 miligram kafein sehari dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah seiring waktu, dan beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara asupan kafein yang lebih banyak dengan risiko demensia dan stroke yang lebih tinggi.

Pada akhirnya, kata Fialkow, penting untuk diingat bahwa kafein bukanlah peluru ajaib untuk meningkatkan kesehatan metabolisme, terlepas dari apakah Anda mengonsumsinya secara tepat

“Olahraga teratur, kualitas dan kuantitas tidur yang baik, menghindari tembakau dan alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat akan lebih membantu Anda tetap sehat daripada beberapa cangkir kopi,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT