Perjalanan panjang telah ditempuh berbagai elemen masyarakat sebelum akhirnya 24 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional.
IMAJI.CO.ID, MEDAN– Minggu (21/7/2024) cuaca Medan begitu cerah. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 06.30 WIB. Di depan Jalan Kesawan (Jalan Ahmad Yani Medan) plang penutup jalan berwarna oranye sudah tersusun rapi. Begitu juga di beberapa ruas lainnya. Termasuk di depan Jalan Raden Saleh Medan maupun dari Jalan Putri Hijau Medan.
Dari berbagai sudut jalan di sekitar Jalan Balai Kota Medan, ribuan orang tampak sibuk memadati lokasi start Parade Kebaya Nusantara 2024. Mereka berkumpul dan berbaris di seputaran Jalan Ahmad Yani persisnya mulai dari depan Harian Analisa sampai dengan di depan PT London Sumatera (Lonsum) yang berjarak 100 meter dari gapura pelepasan peserta Parade Kebaya Nusantara.

Tahun ini merupakan tahun kedua Parade Kebaya Nusantara yang digelar Sri Wahyuni Foundation. Bukan tak sedikit, tercatat ada 6.500 peserta yang mengikuti event yang menampilkan kebaya dari berbagai jenis tersebut. Mulai dari kebaya kutu baru, encim, kebaya sunda, bali dan lainnya. Pemakai/pesertanya juga dari berbagai kalangan. Mayoritas, memang merupakan perempuan. Tapi tetap ada juga lelaki yang menjadi peserta parade.
Para peserta juga datang dari berbagai kalangan. Ada yang merupakan designer, dokter kecantikan, influencer, siswa, tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, ibu-ibu persit dan berbagai elemen lainnya. Termasuk organisasi para perempuan berkebaya Indonesia. Tujuan mereka satu, yakni mengampenyakan bangga memakai kebaya Indonesia. Apalagi tanggal 24 Juli 2024 telah ditetapkan sebagai Hari kebaya Nasional.
Parade ini dilepas oleh Ketua TP PKK Medan, Kahiyang Ayu yang merupakan istri dari Walikota Medan, Bobby Nasution. Kahiyang saat itu mengenakan kebaya modern bernuansa pink. Saat melepas parade, Kahiyang mengatakan bahwa kebaya merupakan identitas wanita Indonesia. Jadi, para wanita Indonesia harus bangga mengenakannya. “Saya bangga sebagai wanita Indonesia mengenakan kebaya dimana pun dan kapan pun,” ujarnya.

Ia pun berpesan untuk seluruh perempuan Indonesia untuk terus selalu berkebaya, karena dengan menggunakan kebaya, kita bisa mewarisi budaya Indonesia untuk ke depannya. “Karena kalau bukan kita siapa lagi?” ucapnya.
Menurut Kahiyang, pemerintah telah menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) N0 19 Tahun 2023. Penetapan ini melewati proses yang begitu panjang.
Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Sumut, Syafitra Elizabeth Tambunan mengatakan bahwa PBI Sumut salah satu bagian dari organisasi yang ikut memperjuangkan agar kebaya mendapatkan pengakuan dari UNESCO.
Berbagai cara juga telah mereka lakukan untuk mengampanyekan kebaya sebelum akhirnya pemerintah juga telah menetapkan 24 Juli sebagai hari kebaya nasional. Perjuangan yang dilakukan mereka yakni seperti tampil menggunakan kebaya di acara apapun.
“Hari ini saya pakai kebaya encim baru yang dipadukan dengan batik. Jadi memang sudah menjadi tanggung jawab PBI Sumut untuk terus mengampanyekan kebaya ini kepada generasi muda. Karena seperti kita ketahui bahwa kebaya ini bisa dipadukan dengan pakaian yang modern,” ujar Syafitra.
Bahkan event juga telah mereka laksanakan dengan memakai kebaya. Misalnya beberapa waktu lalu, PBI Sumut telah menggelar event gowes dengan kebaya. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa kebaya itu bisa digunakan kapan pun.
“Jadi kebaya itu bukan hanya digunakan saat acara resmi saja. Dipakai acara lainnya juga bisa. Misalnya dipakai dengan sneakers,” ujarnya.
Bukan hanya itu, sebagai upaya mengampanyekan kebaya, PBI juga telah melakukan program goes to campus. Program ini dilakukan dengan mengampanyekan kebaya ke berbagai mahasiswa dengan mengunakan kebaya. Menurutnya, dengan menggandeng mahasiswi di kampus, maka generasi milenial semakin mencintai kebaya. “Tak henti-hentimya PBI Sumut mengajak, mengimbau agar mahasiswi mencintai kebaya. Pakailah kebaya seperti Kutu Baru, Encim, None dan Kartini dalam keseharian kita,” harapnya.
Pihaknya juga mengucapkan selamat Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada tanggal 24 Juli 2024. “Jadi kenapa akhirnya ditetapkan, karena kebaya itu merupakan identitas nasional perekat bangsa yang bersifat lintas etnis dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya,” ujarnya.
Kemudian, kebaya berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional.
Ketiga, hahwa pada saat pelaksanaan Kongres Wanita Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dinyatakan bahwa revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa keterlibatan perempuan di mana seluruh perempuan yang hadir pada kongres tersebut memakai kain kebaya. “Ini kira-kira yang menjadi poinnya. Dan kita senang karena akhirnya Hari Kebaya Nasional ini telah ditetapkan. Ini sebagai bentuk penghargaan terhadap pelestarian budaya dan kami kaum perempuan. Perjalanan panjang kita dan elemen lainnya berhasil,” kata Syahfitra. (NR)