Tulang Belulang Tulang, Petualangan Keluarga Batak

Tangkapan layan trailer film Tulang Belulang Tulang. Youtube.com/Adhya Pictures

IMAJI.CO.ID – Film Tulang Belulang Tulang, garapan Sutradara Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat produksi Adhya Pictures dan Pomp Pictures. Film drama komedi bertema kekeluargaan ini menceritakan tentang keluarga suku batak yang akan melaksanakan Mangokkal Holi.

Mangokkal Holi adalah tradisi membongkar kembali makam (udean) untuk mengumpulkan sisa tulang belulang (holi-holi) dan menempatkannya ke bangunan tugu (simin). atau singkatnya Mangokal Holi adalah upacara adat batak dengan tujuan memakamkan tulang belulang di tanah kelahiran bersama istri dan anak. Upacara tradisi ini juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi keluarga.

Tangkapan layan trailer film Tulang Belulang Tulang. Youtube.com/Adhya Pictures

Film ini diperankan oleh Atiqah Hasiholan (Mami Laterina), Tasha Siahaan (Cian), Tanta Ginting (Tulang Ucok), David Saragih (Papi Mondo), Cornel Nadeak (Alon), Lina ‘Mak Gondut’ Marpaung (Opung Tiolin), dan Landung Simatupang (Tulang Tua). Seluruh pemeran film memiliki darah keturunan Sumatera Utara.

Dikisahkan keluarga dari Mami Laterina yang berasal dari bandung yang akan membawa tulang belulang dari tulang tua (kakek buyut) ke kampung halamannya di Danau Toba dengan menggunakan koper. Namun, sayangnya koper yang digunakan dalam mengemas tulang belulang sang tulang tua tertukar di bandara.

Tangkapan layan trailer film Tulang Belulang Tulang. Youtube.com/Adhya Pictures

Keluarga ini pun memulai petulangan mereka dengan mencari koper berisikan tulang belulang Tulang Tua. Mau tak mau, mereka harus segera menemukan tulang belulang tersebut sebab jika tidak sang Opung Tiolin yang sudah menunggu di kampung akan marah besar, karena seluruh keluarga besar sudah menunggu dan siap untuk proses Mangokkal Holi Tulang Tua di Danau Toba. Perjalanan mencari tulang yang hilang inilah yang menjadi kekuatan dari cerita film ini.

Perjalanan mencari koper tersebut juga memaksa mereka bersatu mengarungi banyak cobaan ; mulai dari ngebut-ngebutan di jalanan berliku di tepian Danau Toba, cekcok dengan pengendera yang melintasi jalan mereka, kejar-kejaran dengan anjing pemakan tulang, kehilangan kendaraan mereka, sampai melintasi hutan ber-harimau dengan keadaan badan mereka yang terikat tali, tak lupa selama perjalanan mereka masih menggunakan pakaian pesta, seperti jas dan kebaya, juga high heels.

Keselamatan dan kehormatan keluarga ini menjadi taruhannya. Perjalanan tersebut membuat Cian dan Keluarganya mempertanyakan kembali apa arti harga diri bagi keluarga mereka?

Film ini pun berhasil menambah ilmu pengetahuan kita sebagai penonton tentang budaya-budaya suku Batak yang sangat kental dari aksen (logat), mengetahui upacara adat Batak dan tak lupa juga penonton di ajak mengeksplorasi keindahan tempat Adat Wisata di Sumatera Utara salah satunya Danau Toba.

Tangkapan layan trailer film Tulang Belulang Tulang. Youtube.com/Adhya Pictures

Selain itu, film ini juga di bumbui dengan masalah komunikasi dalam keluarga, gaya parenting toxic, dimana konflik tersebut kemungkinan besar dapat ditemukan di kehidupan keluarga Indonesia.

Dari segi akting, mereka mampu memainkan karakter masing-masing dengan baik. Akting emosional dengan logat batak yang mereka bawakan cukup natural tanpa terlihat dibuat-buat. Dalam hal ini penulis menyoroti akting Atiqah Hasiholan sebagai karakter Mami yang cerewet selayaknya orang tua dan Tasha Siahaan sebagai Cian anak yang penurut namun juga bisa membangkang. Emosi yang di keluarkan di film ini juga dapat kita rasakan di kehidupan kita sehari-hari.

Apakah mereka berhasil selamat dan mendapatkan koper? Bagaimana mereka mendapatkan koper tersebut untuk melaksanakan tradisi Mangokal Holi? Tonton kisah selengkapnya di film “Tulang Belulang Tulang” yang sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 26 September 2024. (SA)

ADVERTISEMENT