Kreatif! Desainer Ini Ubah Limbah Bola Tenis Jadi Furnitur Mahal

Desainer ramah lingkungan asal Belgia Mathilde Wittock mendaur ulang limbah bola tenis menajdi barang layak pakai bernilai fantastis. (IST)

IMAJI.CO.ID – Belakangan ini, tidak sedikit kalangan yang tiba-tiba menjadikan tenis sebagai hobi baru. Tergolong dalam latihan kardiovaskular, bermain tenis diakui dapat membantu meningkatkan detak jantung dan pernapasan. Selain manfaatnya, banyak juga yang menjadikan tenis sebagai ‘wadah’ unjuk style.

Fenomena ini membuat Mathilde Wittock tergerak untuk berkarya. Sebagai desainer ramah lingkungan, ia melihat peluang ini dengan jeli. Terutama pada limbah bola tenis. Berbekal kreatifitasnya, Wittock merubah bola tenis menjadi furnitur bernilai fantastis.

Ia memaparkan, setidaknya ada sekitar 300 juta bola tenis diproduksi setiap tahun dan hampir semuanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Butuh waktu lebih dari 400 tahun untuk terurai.

Desainer ramah lingkungan asal Belgia Mathilde Wittock mendaur ulang limbah bola tenis menajdi barang layak pakai bernilai fantastis. (IST)

Wittock memperkirakan siklus hidup sebuah bola hanya sembilan pertandingan, tergantung pada tingkat tenis yang dimainkan.

“Bahkan jika bola-bola itu disimpan di dalam kotaknya, jika kotaknya dibuka, gas di dalam bola tenis akan keluar seiring waktu. Bola-bola itu akan kempes dan harus dibuang,” paparnya.

Desainer asal Belgia ini menceritakan butuh waktu sekitar tiga hingga empat minggu untuk membuat sebuah kursi dari limbah bola tenis. Harga jualnya gak main-main bisa tembus seharga $2.900 atau senilai Rp43 juta. Setiap bola dipotong dan diwarnai secara manual dengan warna yang dipilih khusus sesuai permintaan klien.

“Saya sangat tertarik dengan desain ramah lingkungan dan dari mana saya mendapatkan bahan-bahan saya,” katanya seperti dilansir dari CNN.

Desainer ramah lingkungan asal Belgia Mathilde Wittock mendaur ulang limbah bola tenis menajdi barang layak pakai bernilai fantastis. (IST)

Terkait bahan baku, Wittock mengaku awalnya mendapat sumbangan dari klub tenis. Ia menerima berapa pun sumbangan yang diberikan. Namun, belakangan ia sudah bekerjasama dengan  Federasi Wallonia di Brussels, yang telah menawarkan seluruh stok mereka kepadanya.

Ia mengungkapkan, dalam seminggu bisa memotong 1.800 bola per minggu agar struktur awal bola tenis itu dapat berubah.

Bukan hanya itu, ia juga memanfaatkan bulu-bulu dari bola tenis untuk kemudian dibakar serta karet pada bola dikeruk untuk kemudian dijadikan tikar taman bermain yang kenyal.

“Jadi lain kali saat menonton sebuah turnamen, jangan menyesali bola-bola yang terbuang. Siklus hidup bola-bola itu mungkin baru saja dimulai,” terangnya.

Desainer ramah lingkungan asal Belgia Mathilde Wittock mendaur ulang limbah bola tenis menajdi barang layak pakai bernilai fantastis. (IST)

ADVERTISEMENT