Binsar dan 24 Anak Lainnya Berhasil Jalani Bedah Jantung di RS Adam Malik

Suasana ruang operasi bedah jantung anak di RSUP Haji Adam Malik. (dok: Humas RSUP Haji Adam Malik)

IMAJI.CO.ID, MEDAN – Kebahagiaan menyelimuti hati keluarga Binsar Oktoriski Simanjuntak (13 tahun). Pasien asal Pematang Siantar ini akhirnya tak perlu menunggu antri panjang sampai ke Jakarta untuk melakukan operasi bedah jantung.

Selain Binsar, 24 pasien anak dengan kelainan jantung lainnya juga dinyatakan berhasil jalani operasi bedah jantung di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik dalam waktu sepekan ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat kunjungan ke RSUP Haji Adam Malik beberapa hari lalu untuk melihat langsung proses operasi bedah jantung anak oleh tim dokter dari King Salman Humanitarian Aid and Relief Center (KSRelief) Arab Saudi menyebut Sumatera Utara (Sumut) sebagai Provinsi terbesar di luar Pulau Sumatera belum memiliki dokter bedah jantung anak.

Anak-anak dengan kelainan jantung di Sumut harus dikirim ke Jakarta untuk menjalani operasi, dan mereka harus mengantri sehingga tak jarang pasien meninggal sebelum jalani operasi.

Bersyukur, dengan bantuan tim dokter KSRelief dari Arab Saudi, 25 pasien anak termasuk Binsar dalam sepekan terakhir berhasil jalani operasi jantung.

Romindo Maini Marpaung, Ibu kandung Binsar tak bisa menahan tangisnya, Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim dokter dan nakes, baik dari Arab Saudi maupun tim RS Adam Malik.

Diakui Romindo, anaknya diketahui mengalami jantung bocor sejak berusia delapan tahun. Namun, dia tidak memiliki biaya untuk membawa anaknya menjalani operasi di Jakarta. “Saya mengucapkan rasa syukur dan terima kasih. Saya berharap, anak saya bisa cepat sembuh dan beraktivitas kembali seperti biasanya,” ungkapnya.

Selama lima tahun ini Romindo dan keluarg membawa Binsar berobat jalan. “Saya sudah bawa ke beberapa rumah sakit. Memang kami disuruh untuk operasi ke Jakarta, tapi saya gak punya biaya. Tiba-tiba dapat telpon (dari RS Adam Malik), Binsar jadwal pertama untuk operasi. Terima kasih Tuhan, saya senang,” ujarnya.

Direktur Utama RS Adam Malik dr Zainal Safri MKed(PD) SpPD-KKV SpJP(K) membenarkan hal ini. Sebelumnya sebagian besar kasus bedah jantung pediatri pada pasien anak dari Medan dikirim ke Jakarta, terutama kasus-kasus yang sulit.

Namun, dengan adanya program transfer knowledge dari Arab Saudi ini, Ia pun berharap kedepannya RS Adam Malik akan bisa menanganinya sendiri. “Tim dokter RS Adam Malik juga mendapatkan banyak pengalaman baru dari kerja sama ini,” ujarnya.

Ditambahkan Zainal, enam anak dari 31 pasien yang sudah dijadwalkan akan dikerjakan sendiri oleh tim kita. “Saat ini kita sudah punya satu dokter BTKV pediatri (bedah jantung anak), bersama dengan empat dokter BTKV kita yang lain. Harapannya, kita akan semakin mandiri dalam penanganan kasus bedah jantung pediatri,” ujar dr Zainal.

Pada periode kedua ini, KSRelief mengirim sebanyak 27 tenaga kesehatan (nakes) untuk menangani kasus jantung anak bawaan berat di Medan. Ada dokter konsultan bedah jantung, konsultan jantung anak, konsultan anak intensif, konsultan anestesi jantung, perfusionis, terapis, perawat ahli, hingga teknisi medis. Selain alih iptek untuk peningkatan kompetensi SDM di RS Adam Malik, KSRelief juga membawa bantuan bahan-bahan medis untuk pelaksanaan operasi.

Program ini sendiri sebelumnya sudah berlangsung periode pertama dengan 10 pasien bedah jantung dewasa dan 31 pasien non-bedah pada 21-26 Mei 2024. (CM)

Sumber: nagahoki303.id

ADVERTISEMENT